Rabu, 06 April 2011

"TERBANG KE MIAMI"


(dari draft buku: "Catatan seorang mantan Ajudan" oleh mastonie)
Tulisan bersambung (76)


Released by mastonie, Tuesday, June 22, 2010 at 09.33 pm
 

      Mengunjungi kota ‘Miami Vice’

Dari Mexico City Delegasi RI dibawah pimpinan Pak Pardjo meneruskan perjalanan, terbang dengan pesawat Boeing 737 American Airlines, menyeberangi teluk Mexico menuju ke Miami. Ini adalah perjalanan rekreasi semata, karena tak terasa sudah hampir sebulan full, Delegasi terbang berkeliling kenegara-negara di Amerika Latin yang tentu membuat lelah badan dan pikiran. Kini saatnya untuk ‘meluruskan kaki dan melemaskan otot’ dikota yang terkenal karena film seri di televisi yang berjudul “Miami Vice”  itu.
 fotos: google
Mendarat di Bandara Internasional Miami yang merupakan pintu gerbang terbesar dari Benua Amerika Latin menuju ke Amerika Serikat. Lucunya kita malah mendarat dari Mexico City yang sebetulnya malah sudah berbatasan darat langsung dengan kota Los Palos  yang termasuk  Negara Bagian Texas AS.
Tapi Pak Pardjo memang kelihatannya sudah merencanakan untuk pergi kekota  ditepi pantai Samudra Atlantik ini, jadi kita mengikuti saja.                
Saya merasa tidak asing berada dikota Miami, karena seringnya nonton film seri televisi “Miami Vice” yang pernah tersohor pada sekitar tahun 1980-an itu. Yang membuat saya terperangah adalah, penjemput kita di Bandara Miami adalah seorang pria keturunan Cina, bernama Mister Lee yang datang dengan menggunakan sebuah “Caravan”.
Ternyata ia adalah seorang pengusaha rekanan dari BNI ‘46. 

(Kakak kandung Ibu Soepardjo yang bernama Pak Sungkono pada saat itu adalah salah satu Direktur di BNI ‘46 Pusat, sehingga beliau memiliki jaringan yang luas dikota-kota besar seluruh dunia dimana ada Kantor Cabang BNI ’46. Beliau rupanya sengaja ‘memantau’ perjalanan Pak Pardjo, dan memberikan kemudahan-kemudahan yang diperlukan lewat para rekanannya. Kini Bank itu telah berubah nama jadi Bank BNI).

Caravan adalah sebuah kendaraan penumpang long chasis (mirip bus), yang biasa dipergunakan oleh sebuah keluarga untuk melakukan perjalanan jarak jauh antar kota. Setahu saya ada dua macam Caravan, yaitu yang harus ditarik/digandeng oleh kendaraan lain dan yang bisa berjalan sendiri seperti sebuah bis ukuran panjang. Didalam caravan itu terdapat kamar tidur, kamar mandi dan dapur, lengkap dengan lemari es, kompor listrik dan peralatan audio video.  Saya sudah sering mendengar cerita tentang kendaraan yang mirip rumah berjalan ini. Juga melihatnya di film-film buatan Amerika. Tapi sekarang saya betul-betul telah berada didalam sebuah caravan, yang dikemudikan sendiri oleh Mister Lee berkeliling dikota Miami dan sekitarnya.
Miami termasuk wilayah Negara Bagian Florida. Daerah yang ditemukan sejak tahun 1825 ini baru secara resmi dinyatakan sebagai sebuah kota pada tanggal 28 Juli 1896. Persis yang ada difilm seri, Miami adalah kota ditepi Samudra Atlantik yang pantainya berpemandangan indah. Masih banyak terdapat pohon kelapa, tapi ditengah kota yang banyak dijumpai adalah pohon Palem dan pohon peneduh lain yang saya tidak tahu namanya. Pelabuhan  Miami termasuk Pelabuhan laut terbesar didunia dimana bersandar kapal-kapal pesiar (Yacht) milik orang-orang kaya sampai ke kapal pesiar raksasa milik Perusahaan Kapal Pesiar (Cruise) terkenal dari seluruh dunia. Miami memang betul-betul pintu gerbang masuk ke Amerika Serikat, dari laut maupun dari udara.
Suhu udara di Miami pada bulan September hampir sama dengan Jakarta, sekitar 29 – 35 derajat celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi. Yang lucu adalah, meskipun merupakan bagian dari Amerika Serikat, tapi hampir dua per tiga penduduk Miami berbicara dengan Bahasa Spanyol! Walaupun mereka juga paham bahasa Inggris. Sisanya adalah penduduk yang berbicara bahasa Inggris, Portugis, Mandarin dan sedikit bahasa-bahasa lain.
Alamak. Banyak sekali Mall dan Plaza dikota Metropolitan satu ini. Sampai bengong bin bingung saya melihatnya. Karena semua serba mewah, glamour dan…..mahal.
Di kota Miami ini rombongan menginap di Hotel “Holiday Inn Miami”.
Selain berkeliling melihat pemandangan kota, Pak Pardjo sempat mengajak kita untuk pergi menonton “Miami Seaquarium” yang mirip dengan pertunjukan ikan lumba2 di Ancol.

     Melihat “Universal Studio” dan “Disney World” di Orlando.

Orlando yang berada didekat kota Miami ternyata adalah ibukota Negara Bagian Florida. Kota berhawa hangat tapi lembab (karena berada dikawasan iklim Sub Tropis) namun sangat asri ini terkenal dengan resortnya yang mendunia. Dikota inilah terletak Universal Orlando Resort dan Walt Disney World Resort yang merupakan Taman Hiburan dan Rekreasi keluarga untuk segala usia dan serba mengagumkan.
 ki-ka: saya, Pak Pardjo, Pak Saguro (adik Bu Pardjo)
disalah satu restoran didlm "Universal Studio" Florida

Pak Pardjo memutuskan untuk bermalam di “Hard Rock Hotel”, karena hotel ini  mempunyai sarana akses masuk langsung ke Universal Studios Florida dengan menggunakan sebuah kereta api mini.
Waktu pertama kali memasuki “Universal Studios Florida”, saya terpana berat. Taman Hiburan berkelas dunia ini mempunyai lahan yang luar biasa luas. Untung ada transportasi gratis berupa kereta api mini yang berkeliling keseluruh pelosok Taman Hiburan itu. 

Universal Studios Florida baru dibuka pertama kali untuk umum pada tanggal 7 Juni 1990. Jadi sewaktu saya berkunjung kesana (pertengahan September 1990), Taman Hiburan itu masih terbilang baru ‘gres’ dan masih ‘kinyis-kinyis’. Saya tidak tahu persis, apakah karena hal itu Pak Pardjo lalu menambah rute untuk lewat Miami dan Orlando. Yang jelas saya merasa sangat beruntung bisa masuk kesebuah Taman Hiburan yang agaknya juga menginspirasi Taman Hiburan yang ada di tanah air (Taman Impian Jaya Ancol dan Taman Mini).
Ditahun pertama sejak dibuka, Universal Studios Florida sudah merupakan taman hiburan untuk keluarga yang super lengkap. Seluruh fasilitas untuk pembuatan film ada didalam taman ini. Maklum yang membangun taman hiburan ini adalah produser film Amerika yang sangat terkenal, yang juga membangun “Universal Studio” pertama dipusat para selebritis dunia di Holywood, Los Angeles. Jadi Taman Hiburan itu dibagi-bagi menjadi beberapa area, tergantung jenis film yang pernah dibuat oleh Universal Studio. Mereka begitu lihai dan piawai membuat setting untuk keperluan shooting film yang akan diproduksinya. Saya terheran-heran bagaimana mereka membuat sebuah kota ‘tiruan’ yang menggambarkan kota di Amerika Serikat ‘tempo doeloe’. Termasuk jaman para koboi (wild west) dan jaman para gangster (seperti ‘Al Capone’ atau ‘Dick Tracy’) masih merajalela. Seluruh arsitektur ‘kota’ dibuat sangat mirip dengan keadaan pada jaman yang dibutuhkan. Termasuk kereta kuda, kereta api kuno dan mobil kunonya!
Para pengunjung taman hiburan juga bisa menikmati beberapa adegan pembuatan film aksi seperti Indiana Jones atau film horror dan film box office lain.
Di Universal Studios Florida inilah untuk pertama kalinya saya menikmati menonton bioskop yang dibuat sangat realistis. Bioskop ini adalah gabungan antara bioskop IMAX (seperti yang ada di Keong Emas TMII) dan teknologi baru dimana kursi yang diduduki oleh para penonton dibuat sedemikian rupa sehingga bisa bergerak mengikuti jalan cerita film yang sedang diputar. Sangat menakjubkan sekaligus mencekam, karena film yang saya tonton pada saat itu adalah tentang ‘Roller Coaster’. Satu hal penting yang harus dicatat, penonton yang mempunyai sakit jantung tidak disarankan menonton bioskop ini.
Menurut pengamatan saya, rasanya tidak cukup waktu hanya sehari apabila ingin memasuki semua ‘wahana’ yang ada di Universal Studios ini. Disamping itu juga dibutuhkan ketahanan fisik yang cukup, karena meskipun ada kendaraan keliling, tapi kebanyakan pengunjung harus berjalan kaki dari satu tempat ketempat lain. Walaupun kalau sudah masuk kedalam taman hiburan ini pengunjung seperti tidak merasa lelah, tapi (menurut pengalaman saya) sesudah kembali kehotel, saya baru merasakan kelelahan yang amat sangat. Badan rasanya seperti baru saja mendaki gunung! Padahal itu baru satu lokasi saja, yaitu Universal Studios. 
Masih ada satu lagi yang juga tak kalah menariknya: “Walt Disney World”, yang saya kunjungi pada hari berikutnya.Secara umum keadaannya hampir sama, namun di Disney World lebih berkesan hiburan untuk anak-anak dan remaja.
Maklum, Walt Disney memang terkenal sebagai produser film animasi dan kartun yang didominasi oleh film anak-anak. Hampir semua ‘lakon’ film Walt Disney bisa dijumpai disini. Mulai dari Donal Bebek, Tikus Mickey dan lain-lain. Saya merasa seperti kembali ke masa kecil lagi. Oleh sebab kenangan masa kecil itu yang membuat pikiran saya sewaktu berada didalam taman hiburan ini justru langsung melayang kerumah.
Dalam kesendirian menikmati keberuntungan itu, saya bisa bayangkan betapa senangnya hati anak-anak saya seandainya bisa ikut menikmati ‘keajaiban’ film kartun yang seolah terwujud nyata ditaman hiburan yang sungguh sangat menakjubkan ini. 



bersambung.....

1 komentar:

  1. judi bola dengan presentase kemenangan tertinggi
    rekreasi sekalian refreshing dong

    BalasHapus