Senin, 26 Mei 2014

CATATAN PERJALANAN "UMROH KOSASIH" (5)



-Bagian Kelima-

(Ditulis pada hari Rabu, 5 Juni 2013)


 Sebagian Jemaah Umroh PT BINA Travel sebelum Check In di Bandara Soetta


Dan  -ingatlah juga- tatkala Tuhanmu memaklumkan:Sesungguhnya jikalau kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah -nikmat- kepadamu, dan jika kamu mengingkari -nikmatKu- maka sesungguhnyalah azabKu sangat pedih”
(QS. Ibrahim 014 : 007)


Diperlakukan sangat baik (walau gratisan)

     Pak Baluki Ahmad telah menegaskan bahwa saya akan diikut sertakan dalam rombongan umroh  PT Bina Travel akhir bulan April. Semenjak itu saya berusaha terus mengadakan kontak kekantor PT Bina Travel untuk memperoleh informasi. Saya dilayani dengan baik oleh mbak Fia (Lutfia Manaf), staf Pak Baluki. Pada waktu menyerahkan paspor baru saya langsung minta menghadap Pak Baluki. Dan Pimpinan PT. Bina itu menerima saya dan isteri dengan sangat ramah. 

     Sesungguhnya ada rasa sangat sungkan dalam diri saya karena “jatah” umroh gratis ini. Pada suatu siang saya menelepon ke kantor PT Bina untuk menanyakan jadwal waktu manasik. Terdengar suara wanita yang lembut tapi ramah diujung telepon. Tapi bukan suara mbak Fia, karena saya hafal suaranya. 

Assalamualaikum, selamat siang mbak, bisa bicara dengan mbak Fia?”
Waalaikumsalam, maaf mbak Fia sedang keluar. Ada yang bisa saya bantu pak?”
“Mohon maaf dengan siapa saya bicara?” saya bertanya karena belum mengenal siapa yang sedang bicara diujung telepon sana.
“Nama saya Dewi, ini dengan bapak siapa?”

     Saya terkejut. Dalam brosur penawaran PT Bina Travel pernah saya baca nama Hj. Dewi AN Baluki. Beliau adalah isteri Pak Baluki Ahmad. Saya sama sekali belum pernah mengenal beliau. Saya agak kikuk karena tidak mengira Bu Dewi berkenan mengangkat telepon sendiri.
“Mohon maaf ibu, nama saya Tonny. Saya hanya ingin mohon informasi perihal jadwal acara Manasik Umroh. Kapan dan dimana tempatnya ya bu?”
“Mmmm...sebentar, dengan Pak Tonny ya....? Saya lihat daftarnya dulu ya pak? O iya, bapak berangkat dengan ibu ya?”
“Benar ibu” saya menjawab sesopan mungkin, sadar berhadapan dengan siapa.
“Manasik umroh akan diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 20 April, pukul 9 pagi pak Tonny”
“Dimana tempatnya bu?”
“Oya, di MTH Square lantai 3. Letaknya diujung jalan MT Haryono, persis dipojokan underpass Cawang. Bapak sudah tahu tempatnya?”
“Sepertinya sudah bu, saya sering lewat disitu”
“Kalau bapak datang dari arah Cawang, maka harus memutar dulu dilampu merah”
Itulah perbincangan pertama saya dengan ibu Hajjah Dewi AN Baluki,yang ternyata pada waktu berangkat umroh menjadi Pemimpin Rombongan PT Bina Travel.

     Bagaimanapun saya sadar posisi saya yang pergi umroh dengan gratisan. Rasanya sungkan sekali mendapat perlakuan yang sangat baik dari fihak PT Bina Travel. Dulu saya pergi umroh dan haji gratis dibayar oleh negara. Saya anggap saja sebagai bagian dari tugas saya sebagai abdi negara. Tapi sekarang saya dibayari oleh sebuah perusahaan, hanya karena hubungan baik saya dengan putra salah seorang penggagas berdirinya PT ini. Tapi saya pasrah. 

     Tentu saja saya sangat mensyukuri nikmat Allah SWT. Saya bersyukur sepenuh hati dengan segala rasa syukur yang tak terkira dan tak terkatakan. Saya yakin tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan karunia Nya seperti yang saya alami.

Bimbingan manasik oleh Ustad yang sering pergi umroh/haji gratisan juga

     Hari Sabtu pagi sebelum pukul 9 saya sudah berada di lantai 3 gedung MTH Square. Ternyata saya dan isteri peserta yang paling awal datang. Baru ada mbak Fia diruangan yang sedang dipersiapkan. Saya memang sengaja datang lebih awal, karena menyadari sebagai peserta yang tidak membayar. Malu dong kalau sudah dibayari masih datang seenaknya.

     Akhirnya satu persatu peserta lain juga berdatangan. Ternyata peserta umroh kali ini hanya berjumlah 27 orang saja. Tidak terlalu banyak. Beberapa datang dari luar kota. Tapi peserta terbanyak berasal dari Jakarta dan sekitarnya.

     Kurang lebih pukul 09.45 acara manasik dimulai. Penceramah sudah datang. Pria berpeci mengenakan kemeja batik lengan panjang warna hijau dan berpeci. Tanpa basa basi pak Ustad langsung mulai memberikan ceramahnya. Gayanya santai dengan kisah-kisah menarik tentang pengalamannya pergi umroh dan haji. 

     Pak Ustad ini selama hidupnya sudah sangat sering pergi umroh atau haji. Bahkan hampir setiap tahun. Dan nyaris semuanya tanpa mengeluarkan uang dari sakunya sendiri alias gratisan.  Subhanallah. Sebuah ‘prestasi’ yang bikin orang yang mendengarnya geleng-geleng kepala, karena kagum dan ada sedikit rasa ’iri’ dihati. Betapa besar karunia Allah SWT kepada hambaNya yang satu ini. 

     Namanya Ustad H. Zarkasyi Usman. Orang mBetawi asli kelahiran Tambun. Sangat sederhana penampilannya, tampak penyabar tapi kocak tutur bahasanya. Beliau adalah penceramah yang sudah jadi “langganan” pada acara Manasik Umroh dan Haji PT Bina Travel. ‘Pangsiyunan’ PNS DKI ini merangkap sebagai pengelola Masjid Sunda Kelapa. Tidak heran kenalannya para penggede negara, karena letak masjid itu dilingkungan tempat tinggal para elite di daerah Menteng.

     Dari pak Ustad Zarkasyi inilah saya tahu ada istilah ‘miring’ tentang umroh atau haji “KOSASIH”. Artinya umroh atau haji yang ongKOSnya dikASIH (diberi) oleh orang atau oleh siapapun. Saya tersindir, tapi juga bersyukur.

     Manasik juga diisi dengan peragaan cara memakai kain ihrom bagi peserta laki-laki. Acara manasik itu diakhiri dengan pemberian suntikan Meningitis, yang merupakan syarat wajib bagi mereka yang akan pergi ketanah suci. Sebelum pulang para peserta manasik mendapat  jatah koper besar serta hidangan makan siang dalam kotak. Koper besar (untuk pakaian dan peralatan) inilah yang nantinya masuk bagasi pesawat. Alhamdulillah.

Percaya kepada kekuatan doa...

     Setelah mengalami jeda waktu sekitar enam tahun, atas perkenan Allah SWT saya bisa berangkat ketanah suci lagi. Kali ini juga bersama dengan isteri. Jeda waktu ini relatif lebih pendek, dibanding dengan jeda waktu kepergian saya ketanah suci diwaktu yang lalu. Saya pergi Umroh Romadhon dan kemudian pergi haji (sendiri) pada tahun 1992. Baru empat belas tahun kemudian (bulan Mei tahun 2006), saya bisa pergi umroh beserta istri dan anak bungsu saya.  

     Tahun berikutnya (Desember 2007) saya bisa mendapat kuota (melalui kuota haji non reguler) untuk pergi haji beserta isteri. Itu artinya dua tahun berturutan saya bisa pergi ketanah suci. Alhamdulillah. Baru kemudian pada akhir bulan April 2013 inilah saya mendapat karunia bisa pergi lagi ketanah suci untuk umroh. Jadi jeda waktunya sekitar enam tahun dari kepergian saya yang terakhir.

     Sebenarnya nyaris tak terbersit bisa pergi (umroh lagi) secepat itu, karena saya sudah purna tugas alias “pangsiyun”. Rasanya agak susah mengumpulkan sisa uang pangsiyun untuk pergi ketanah suci. Lha wong uang pangsiyun saya hanya LIMA SETENGAH saja. Jangan salah duga dulu. Maksud saya uang pangsiyun itu sudah habis hanya dalam LIMA hari saja, sisanya (harus ngutang dan lain-lain) sampai SETENGAH mati..........

     Namun saya tak pernah berhenti berharap. Satu-satunya jalan adalah terus berdoa kepada Allah SWT yang Maha Memampukan hambaNya. Apalagi yang bisa dilakukan seorang hamba kecuali berdoa kepada Sang Maha Pencipta?

Terbang ke tanah suci lagi   

     Hari Sabtu Legi, 27 April 2013 pukul 09.00 pagi saya beserta isteri sudah berada di Terminal 2E Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tentu dengan memakai seragam batik yang diberikan oleh PT Bina Travel. Hal tersebut memudahkan untuk mengenal teman satu rombongan. Terlihat banyak sekali calon penumpang berseragam aneka warna. Mungkin mereka juga akan berangkat umroh dengan ikut rombongan dari Biro Travel lain. 

     Rombongan jemaah umroh PT Bina Travel diminta berkumpul di Gate E3. Suasana terminal 2E pada pagi hari itu sangat hiruk pikuk oleh calon penumpang dan para pengantar. Satu persatu teman-teman serombongan mulai berdatangan. Staf PT Bina kemudian membagikan tanda pengenal untuk kopor tenteng dan juga gelang identitas yang harus terus dikenakan selama berada ditanah suci.  

 Jemaah Umroh PT BINA menunggu saat boarding di Bandara Soetta

    Selain itu juga dibagikan daftar acara kegiatan umroh lengkap dengan daftar kamar hotelnya. Sekali lagi saya terkejut. Saya dan isteri ternyata mendapat jatah kamar untuk berdua saja (double.room). Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sejak semula. Karena pergi umroh gratis, saya sudah bersyukur andaikata mendapat jatah sekamar berempat. Tentu harus terpisah dengan isteri.

     Menurut rencana rombongan akan terbang ke Jeddah pada pukul 13.05 WIB. Di boarding pass tertera nomor penerbangan SV 819. SV adalah kode internasional untuk pesawat penumpang milik Saudi Arabian Airlines atau biasa disingkat Saudia Air. Waktu untuk boarding adalah pukul 12.20. Oleh sebab itu rombongan jemaah PT Bina segera diminta untuk check in. Setelah itu rombongan disilakan menunggu di Emirate Lounge untuk sarapan. 



Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar