by mastonie on Thursday, April 1, 2010 at 9:52pm
(menjelang 100 hari wafatnya Gus Dur)
-gus, inilah sajak tentang kepergianmu-
gus,
kepergianmu telah memunculkan
selaksa tanda tanya pun
seribu bayang yang
menyertakan resah dan
gelisah yang membuat
ku seperti seorang
bocah yang
kehilangan gulali dan
hanya bisa menangis sampai
tak lagi keluar
air matanya!
gus,
kepergianmu menyisakan
kenangan tentang pertemuan denganmu
tentang canda dan kisah
keteguhan prinsipmu
yang berkelebat bagai
pertunjukan wayang yang
melakonkan kisah
tentang sang
kumbakarna yang memuja
negerinya lebih dari
sang penguasa dan yang lainnya
gus,
kepergianmu akan selalu menyisakan
pedih direlung jiwaku yang seperti
teriris selapis demi
selapis dan
meninggalkan ruang yang
hampa seperti
tak ada lagi harapan
tersisa
bagi negeri kita yang tersia-sia
(sebait lagu menyertai
kenanganku : telah gugur
pahlawanku. ..... .)
kepergianmu telah memunculkan
selaksa tanda tanya pun
seribu bayang yang
menyertakan resah dan
gelisah yang membuat
ku seperti seorang
bocah yang
kehilangan gulali dan
hanya bisa menangis sampai
tak lagi keluar
air matanya!
gus,
kepergianmu menyisakan
kenangan tentang pertemuan denganmu
tentang canda dan kisah
keteguhan prinsipmu
yang berkelebat bagai
pertunjukan wayang yang
melakonkan kisah
tentang sang
kumbakarna yang memuja
negerinya lebih dari
sang penguasa dan yang lainnya
gus,
kepergianmu akan selalu menyisakan
pedih direlung jiwaku yang seperti
teriris selapis demi
selapis dan
meninggalkan ruang yang
hampa seperti
tak ada lagi harapan
tersisa
bagi negeri kita yang tersia-sia
(sebait lagu menyertai
kenanganku : telah gugur
pahlawanku. ..... .)
jakarta, akhir minggu
diakhir tahun kelabu
diakhir tahun kelabu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar