Minggu, 01 Januari 2012

"TENTANG KIAMAT" ( 3)


Tulisan bersambung: (bagian 3, tamat)

“KIAMAT  TIBA TAHUN  2012?”

 Poster Film "2012"


Film yang dibuat berdasar sebuah Ramalan 

Sewaktu film “2012” sedang ramai dibicarakan oleh penikmat film layar lebar diseluruh dunia, Indonesia sontak geger.
Para ulama (Islam) bahkan sempat menyerukan agar film tersebut ditolak masuk ke Indonesia. 
Demikian pula kabarnya ulama di Malaysia dan beberapa negara Islam lain. 
Mengapa gerangan sampai seheboh itu reaksinya?
Ada yang berpendapat, bagi negara yang mayoritas penduduknya muslim, membuat film tentang akan terjadinya kiamat pada tahun tertentu adalah tabu. 
Sebab hal itu menyangkut rahasia dan hak prerogatif  Allah, Sang Maha Pencipta. 

Didalam kitab suci Al-Qur’an, Allah Swt telah berfirman:.
“Innas saa’ata aatiyatun akaadu ukhfiihaa li tujzaa kullu nafsim bi maa tas’aa”
 
(Sesungguhnya kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan -terjadi- nya supaya tiap-tiap diri -manusia- itu dibalas dengan apa-apa yang diusahakannya). Surah Thaahaa, QS. 20:15.
Jelas sekali bahwa hanya Allah Swt yang tahu kapan akan terjadi kiamat. 
Ketika film kolosal itu akhirnya bisa ‘mampir’ diputar di Indonesia, pro dan kontra terus berlangsung.
Sebagian ulama dibeberapa daerah sempat mengeluarkan fatwa 'haram' menonton film '2012'.
Kehebohan itu sebenarnya tidak perlu terjadi.  
Menurut pendapat saya pribadi, film berbiaya sekitar 200 juta dolar Amerika itu hanya penafsiran bebas tentang sebuah 'kalender'. Dan film itu ternyata hanya mengisahkan usaha manusia menyelamatkan diri dari bencana alam dan air bah besar.  
Itu jelas hanya tiruan kisah banjir besar dijaman Nabi Nuh. Atau kisah yang diilhami oleh kitab suci dengan setting waktu dan tempat masa kini. Itu saja. Kisah tentang Nabi Nuh jelas diriwayatkan dalam kirab suci Al-Qur’an  maupun Injil.  
Seperti kisah aslinya, alat yang digunakan dalam film '2012' juga sebuah bahtera (kapal) sangat besar. Bahtera  yang bisa dinaiki puluhan (atau ratusan?) ribu orang itu konon dibangun dikaki gunung Himalaya.
Tetapi banjir besar dan bencana dahsyat yang disajikan sangat realistis dalam film itu toh bukan kiamat. 

Sutradara Roland Emerich (yang juga membesut The day After Tomorrow dan Independence Day) memang mendasarkan kisahnya dari kalender Suku Maya. 
Kalender itu konon berakhir pada tanggal 21 Desember 2012 (21-12-12 atau 21/12/12). 
Tanggal yang merupakan titik balik matahari musim dingin dibelahan bumi bagian Utara. 
Pada tanggal itulah diperkirakan dunia juga akan berakhir, alias kiamat.
Tak tanggung-tanggung, Emerich juga merekrut bintang-bintang  sinema kondang. Antara lain, John Cusack (sebagai Jackson Curtis, penulis buku ilmiah), Amanda Peet (sebagai Kate, mantan istri Curtis), Danny Glover (sebagai Thomas Wilson, Presiden AS), dan Oliver Platt (sebagai Kepala Staf AB AS). Tak ketinggalan Woody Harelson.  Ia memerankan tokoh yang dianggap gila karena memprediksikan terjadinya bencana besar itu.
Alur cerita film ini memang menggambarkan secara nyata sebuah bencana alam yang sangat dahsyat. 
Tentu kecanggihan teknologi perfilman, special effect dan sound effect nya patut dipuji. 
Akan tetapi sayang kisahnya  dibuat agak berlebihan, sehingga membuat penonton susah percaya. Walaupun adegan dilayar lebar tetap saja mencekam dan membuat bulu kuduk merinding.
Seperti dapat diduga, film berakhir happy ending
Manusia yang terselamatkan (dalam film itu) akhirnya bisa menyaksikan kembali dunia 'baru'. Yaitu munculnya matahari pada tanggal 1 Januari tahun 2013.
Jadi menurut saya,  film “2012” memang hanya mengisahkan sebuah bencana alam yang sangat hebat. Tapi jelas bukan kiamat
Kalau kiamat pasti tak ada seorang manusia atau mahlukpun yang bisa selamat.
Oleh sebab itu, sebuah film berlatar belakang science fiction, (meski sedikit berbau kisah dalam kitab suci), sebaiknya tidak dinilai terlalu serius. 
Apalagi dipertentangkan dengan akidah dan ajaran agama. 
Siapa tahu sang Sutradara dan produsernya hanya ingin memberikan tambahan wawasan. Tentu  sambil mencari keuntungan (sebesar-besarnya), namanya juga bisnis.

Patung  Yesus roboh
Bagaimanapun, sejatinya kita malah harus mengangkat jempol. Jarang ada yang berani menafsirkan kisah yang menyerempet ajaran agama yang sangat sensitif dengan mengangkatnya ke layar lebar. Bayangkan, Sutradara film ini berani menampilkan Patung "Kristus Raja" di Rio de Janeiro yang tumbang. Demikian juga hancurnya kediaman Paus di Vatikan. Akan tetapi dia tidak berani menggambarkan Ka'bah terkena bencana. Umat Islam harus memberikan apresiasi dan menghargai keputusan sutradara yang memberikan 'penghormatan' kepada Ka'bah itu.

Sesungguhnya "2012" memang cuma berkisah tentang bencana alam dahsyat yang nyaris membuat dunia luluh lantak. Sekaligus menggambarkan perjuangan sekelompok manusia dalam upaya menyelamatkan diri.
Pasti hanya produser film besar yang punya nyali untuk membuatnya. Karena menyangkut biaya, properti dan teknologi.   
Dan ternyata Columbia Pictures berani menanggung resiko untuk memproduksinya. 
Untuk saat sekarang jangan bermimpi sineas Indonesia bisa membuat film seperti itu. 
Oleh karena itu tak perlu kita menolak film seperti “2012” agar tidak masuk ke Indonesia. Dengan alasan apapun,  karena malah akan merugikan para seniman film Indonesia sendiri.

Kalender Bangsa Maya yang membuat gara-gara

Film “2012” diawali dengan kisah bunuh diri massal suku Maya dikota Tikal, Guatemala. Yang menjadi sebab adalah kalender bangsa Maya sendiri.
Astronomi sukubangsa Maya kuno memang bukan isapan jempol. Para astronom jaman sekarang menilai bahwa astronomi Maya adalah bukti intelektual sangat tinggi dari sebuah sukubangsa. Mungkin dapat disejajarkan dengan bangsa Mesir kuno penemu geometri. Juga tak lebih rendah dari filosofi bangsa Yunani kuno. 
Walaupun belum mengenal teleskop, para astronom Maya sudah bisa menghitung lamanya hari dalam satu bulan. Saat itu mereka mampu menetapkan bahwa satu bulan adalah 29, 53020 hari. Perhitungan  'njelimet' itu dibuat berdasarkan hitungan yang berbasis lunar. Hebatnya, perhitungan mereka hanya berbeda 39 detik saja dari hitungan hari yang sekarang kita pakai, yaitu 29, 53059!
Berusia lebih  dari 2000 tahun, kalender bangsa Maya itu bahkan dipercaya lebih akurat dari kalender Gregorian yang ‘baru’ berusia sekitar 500 tahun. Padahal kalender Gregorian itulah yang dipakai secara internasional sekarang. Itulah yang biasa disebut sebagai kalender Masehi.
Sukubangsa Maya memang diakui sangat hebat untuk urusan waktu. Mereka  seakan terobsesi oleh waktu. Selama ratusan tahun, para astronom Maya (kalau boleh disebut begitu) telah menciptakan tidak kurang dari 20 (duapuluh) kalender.
Mereka terus berimpovisasi membuat kalender. Mulai dari yang dibuat berdasarkan bermacam siklus sampai yang dihitung berdasar kehamilan (!) dan masa panen mereka. Juga yang berdasarkan peredaran planet, seperti bulan dan Venus. Sungguh mereka telah menguasai ilmu astronomi dengan sangat hebat. Bayangkan, pada saat itu mereka sudah bisa menghitung kalender dengan selisih hanya 1 hari dalam 1000 tahun (10 abad). Sangat akurat.
Begitulah, setelah melewati proses observasi ratusan tahun, maka jadilah kalender suku bangsa Maya. Itulah kalender yang ternyata membuat ahli astronomi masa kini merasa takjub. Bahkan akhirnya membikin heboh karena  adanya ramalan kiamat pada tahun 2012 itu.
Ramalan itu menyatakan, pada titik balik musim dingin tahun 2012 akan berlangsung perubahan besar. Diperkirakan akan terjadi pada tengah malam tanggal 21-12-2012 atau 21/12/12 (disebut 13.0.0.0.0 dalam hitungan jangka panjang mereka). Seperti biasa saat itu bumi mengakhiri orbitnya di matahari. 
Sukubangsa Maya kuno meyakini bahwa tanggal 21-12-2012 atau 21/12/12 mempunyai arti sangat penting. Pada saat tengah malam ditanggal itulah akan lahir  era baru sejarah kehidupan umat manusia. 
Konon peristiwa itu akan diiringi dengan darah dan penderitaan. Akan tetapi juga memberikan harapan serta janji baru. Pokoknya mirip dengan proses kelahiran seorang anak manusia.

Apabila kalender Maya kuno itu dihubungkan dengan fakta ilmiah, inilah hasilnya:
Sejak tahun 1940, terutama sejak 2003, matahari mulai menampakkan gejolak berlebihan. Itu bila dibandingkan dengan tahun sebelum dan sesudahnya. Terutama setelah pemanasan global yang meningkat pesat seiring mencairnya zaman es terakhir sekitar 11 ribu tahun lalu. 
Para ahli fisika (yang mengamati) matahari memprediksi gejolak itu akan memuncak pada akhir tahun 2012.

Gejolak badai di matahari itu diperkirakan mempunyai hubungan dengan badai di bumi. Termasuk gelombang badai topan besar seperti Katrina, Rita dan Wilma pada tahun 2005.
Sementara itu medan magnet bumi juga sudah mulai menipis. Kita tahu medan magnet bumi itu berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar matahari yang berbahaya.
Para ahli geofisika Rusia juga mendapati fakta bahwa Tata Surya telah memasuki masa awan energi antarbintang. Dikhawatirkan awan itu akan merusak keseimbangan Tata Surya kita. Awan itu juga berpeluang ‘bertemu’ dengan bumi yang jelas akan menjadi maha bencana. 
Itu akan terjadi sekitar tahun  2010 sampai 2020. 
Sejarah mencatat bahwa  dinosaurus dan hewan purba lain punah karena terjadinya bencana akibat tumbukan antara komet dan bumi. Itu terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Kini para ahli fisika di Universitas Berkeley Amerika Serikat memperkirakan,  kejadian tersebut seharusnya sudah terulang kembali. 
Mereka bahkan menjamin kepastian terjadinya tumbukan itu sampai 95%.

Kini gunung berapi Yellowstone di Amerika Serikat (juga digambarkan meletus dalam film ‘2012’) sedang bersiap meletus. Diperkirakan setiap 600.000 sampai 700.00 tahun gunung ini meletus. Erupsi Yellowstone yang terakhir setara dengan letusan gunung berapi dahsyat yang menciptakan Danau Toba di Sumatera Utara. 
Terjadi pada sekitar 74.000 tahun lalu, letusan itu menewaskan lebih dari 90% populasi manusia didunia.
Dalam buku yang berjudul “The Chinese Book of Changes”, Filsuf Cina bernama I Ching  mengeluarkan buah pikiran yang sangat masuk akal tentang 'akhir dunia'. Demikian pula beberapa teolog beragama Hindu dari Asia Timur.
Intinya mereka sependapat dengan perkiraan bahwa dunia akan kiamat sekitar tahun 2012.
Selain itu beberapa agama besar seperti Islam dan Nasrani mempunyai beberapa sekte yang menganut faham 'ekstrim'. Sekte ini percaya bahwa dunia memang akan segera musnah. 
Oleh sebab itu mereka mencari ‘gara-gara’ agar terjadi perang besar akhir jaman. 
Perang besar  tersebut memang tertulis dalam kitab suci sebagai salah satu pertanda akan terjadinya kiamat.
Dengan menganalisa fakta ilmiah diatas, tidak mmengherankan banyak fihak yang meyakini bahwa kalender Maya Kuno itu layak dipercaya.
Namun sebagai manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt, Tuhan Maha Pencipta  (juga bagi mereka yang beragama lainnya), kita semua tentu tidak boleh khilaf.
Seperti firman yang sudah saya kutip diatas, sesungguhnya hanya Allah Swt yang tahu kepastian datangnya hari kiamat itu.

Wallahu a’lam bissawab.
                                           

(Data dan gambar diambil dari beberapa sumber penerbitan) 

                                          

2 komentar:

  1. haduh.....yg pertama saya selalu miris kalau ingat kiamat, mungkin karena merasa 'sangunya' masih kurang ya mas, kemudian yg kedua, saya salut mas Koes nulisnya sudah semakin 'ilmiah', dengan mendasarkan teori dan data, itu tentu butuh sebuah ketrampilan dan kecerdikan tersendiri, dan itu mas Koes punya, oke mas selamat menulis terus ya....

    BalasHapus
  2. Haduuuuuh....saya selalu gemeter klo dikomentari jengKoes...hehehehehe...
    Katanya kan hari ini harus lebih baik dari kemaren, esok hari harus lebih baik dari hari ini dst......Jadi yaaaaa...saya manut saja to? Biar sesuai dengan pakem itu? Alhamdulillah klo jengKoes mau maos dan komen tulisan saya. Matur nuwun sekali. Ayo blog nya JengKoes juga dikebaki.....

    BalasHapus