-Bagian Keenam-
(Ditulis pada hari Kamis, 6 Juni 2013)
(Ditulis pada hari Kamis, 6 Juni 2013)
Moncong Boeing 777-300ER Saudia Air di Bandara Soetta
“Labbaik
Allahuma Labbaik, Labbaika la syarikalaka labbaik . .
. “
(Aku
sambut panggilan Mu ya Allah, aku sambut panggilan Mu. Aku sambut panggilan Mu,
tidak ada sekutu bagi Mu, aku sambut panggilan Mu).
Pertama kali terbang dengan
pesawat Boeing 777-300ER
Pukul 11.30 petugas ground crew Saudia Air muncul di lounge untuk meminta para jemaah segera menuju ruang tunggu
keberangkatan. Ketika saya ingatkan bahwa jadwal boarding time adalah pukul 12.20 dia menjawab singkat:
“Pak, hari ini penumpangnya
ratusan jumlahnya. Jadi mohon maaf kalau kami terpaksa meminta para penumpang
untuk lebih awal masuk keruang tunggu”
Ooo, jadi para penumpang
berseragam yang banyak saya temui di gate E3 tadi pagi rupanya akan terbang
bersama saya dalam satu pesawat.
Dari ruang tunggu yang seluruhnya
berdinding kaca, saya baru tahu kalau akan terbang dengan memakai pesawat
Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut tampak sudah menempel di “belalai gajah”
(garbarata) yang merupakan lorong masuk bagi para penumpang.
Inilah untuk pertama kalinya saya terbang
dengan menggunakan pesawat Boeing 777. Diwaktu-waktu yang lalu saya selalu
terbang ke tanah suci dengan pesawat Jumbo Boeing 747 berbagai tipe (dari 200
sampai 400). Memang baru pertama kali ini saya menjadi penumpang pesawat milik Saudi
Arabian Airlines, yang biasa
disingkat menjadi Saudia Air. Biasanya saya terbang dengan Garuda. Rupanya Saudia Air memang hanya menggunakan armada
Boeing 777 untuk rute Jakarta-Jeddah (atau Madinah).
Boeing 777-300ER (Extended Range) adalah pesawat buatan
pabrik Boeing Commercial Airplanes Amerika Serikat. Konon
inilah pesawat wide body (berbadan
lebar) buatan Boeing yang pertama kali menggunakan sistem kemudi “fly by wire”. (Sistem kemudi elektronik
canggih ini biasa dipakai oleh pesawat tempur. Akan tetapi sudah lama
diaplikasikan pada pesawat jet penumpang buatan pabrik Airbus yang bermarkas dikota Toulouse,
Prancis. Cirinya adalah tongkat kemudi yang ada di kokpit berbentuk seperti joystick, mirip yang dipakai dalam video game).
Boeing 777-300ER Saudi Arabian Airline
Pesawat yang panjangnya mencapai hampir 74 meter ini memiliki 2 buah
mesin jet buatan General Electric tipe GE90-115B. Mesin kembar berkekuatan sangat besar
itu
membuat burung besi seberat 300 ton (berat kotor saat take off) mampu terbang dengan kecepatan sampai 950 km/jam (Mach 0,84). Beberapa tipe Boeing 777 ada yang memakai
mesin buatan Rolls-Royce Trent 892 atau
buatan Pratt & Whitney PW 4090.
Daya jelajahnya lebih dari 14.000 kilometer dengan ketinggian maksimum lebih
dari 43 ribu feet (kaki).
Saudi Arabian Airlines banyak mengoperasikan
pesawat jenis Boeing 777-300. Mungkin
karena daya jelajahnya sedang sampai jauh (medium
to long range) dan mempunyai kapasitas penumpang yang bisa mencapai lebih
dari 500 orang.
Interior Boeing 777-300ER Saudia Air
Adapun konfigurasi tempat duduk di pesawat
Saudia Air dikelas Y (ekonomi) adalah 3 – 4 – 3, yang berada dalam satu baris.
Semua kursi penumpang dilengkapi dengan TV monitor kecil (10 inch) yang
terletak disandaran kursi penumpang didepannya. Dalam penerbangan
Jakarta-Jeddah yang memakan waktu sekitar 9 jam nonstop, penumpang bisa memilih
beberapa program tontonan audio visual.
Head set dibagikan sewaktu pesawat sudah mengudara. Ups, tapi bukan diberikan cuma-cuma lho. Alat pendengar ini akan diminta
kembali oleh Pramugari sebelum pesawat mendarat.
Dioperasikan dengan remote control berkabel, atau langsung menyentuh layar monitor (touch screen) para penumpang bebas
memilih acara yang disukai. Program yang
ada antara lain pengajian, manasik
haji/umroh, film bioskop (Arab dan barat) dan film dokumentasi sejarah Islam
serta musik dan komedi. Dari monitor itu penumpang juga bisa melihat peta rute
terbang pesawat (termasuk ketinggian, kecepatan, suhu udara diluar, waktu yang
sudah ditempuh dan lain-lain). Walaupun untuk memantau situasi penerbangan itu
juga ditayangkan disebuah layar monitor besar yang berada didinding
pembatas ruang antara kelas bisnis dan ekonomi..
Inilah salah satu kelebihan dibanding
dengan fasilitas yang dimiliki oleh pesawat dari maskapai penerbangan Garuda.
Barangkali karena Boeing 777-300ER milik Saudia Air adalah pesawat yang lebih
baru dibanding Jumbo Jet Boeing 747 milik Garuda. Setidaknya itu yang
telah saya alami ketika menjadi penumpang Garuda beberapa kali ketanah suci.
Bandara yang tak pernah usai
direnovasi....
Pesawat Boeing 777-300ER Saudi Arabian
Airline mendarat dengan sangat mulus di runway
Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah. Waktu setempat
menunjukkan pukul 18.37 sore. Masih pada hari yang sama, Sabtu, tanggal 27 April
2013. Perbedaan waktu 4 jam antara Jeddah dan Jakarta membuat penerbangan yang
lamanya 9 jam seperti hanya terbang 5 jam saja. Hari masih terang benderang.
Adzan Magrib untuk Jeddah dan sekitarnya baru berkumandang pada pukul 18.45.
Sewaktu pesawat masih berjalan di taxi way, saya melihat bahwa Bandara
King Abdul Azis masih terus dalam perbaikan dan penambahan sarana. Hal tersebut
nampak dari banyaknya gundukan material dan alat-alat berat disekitar landasan
dan areal Bandara. Perluasan Bandara ini pasti karena Pemerintah Kerajaan Arab
Saudi menyadarai harus memberikan pelayanan terbaik kepada tamu-tamu Allah yang
setiap tahun jumlahnya bertambah banyak. Entah sampai kapan selesainya. Negara
kaya raya ini tampaknya tak pernah kekurangan dana.
Saudia Air ternyata mempunyai terminal
tersendiri di Bandara King Abdul Azis. Jaraknya lumayan jauh dari runway. Oleh sebab itu pesawat melakukan
taxiing agak lama. Dari situ saya
jadi tahu bahwa armada Boeing 777 Saudia ternyata banyak sekali. Semua pesawat
diparkir rapi berjejer di apron terminal khusus Saudia Air. Kelihatannya lebih banyak Boeing 777 daripada
pesawat Jumbo Boeing 747nya.
Turun dari tangga pesawat, penumpang
langsung dijemput dengan bis-bis besar. Dari tempat parkir pesawat kemudian
seluruh penumpang dibawa menuju ke terminal kedatangan. Suasana tampak hiruk
pikuk diterminal kedatangan khusus Saudia Air. Mungkin karena banyaknya
penumpang yang baru tiba diwaktu yang hampir bersamaan. Jumlahnya ratusan. Dari berbagai maskapai
penerbangan dan mungkin juga dari berbagai negara diseluruh dunia.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar