-Bagian Pertama-
(Ditulis pada hari Senin, 27 Mei 2013)
(Ditulis pada hari Senin, 27 Mei 2013)
(Ada
seorang teman menulis status dijejaring sosial pesbuk, bunyinya kira-2 begini: “Jikalau anda sering pergi umroh atau haji, pasti anda ORANG
KAYA”. Logikanya memang seperti itu. Tapi pergi umroh atau haji ternyata
tidak selalu menganut logika manusia. Campur tangan dari “The Invisible Hands
of God” jauh lebih kuat. Tidak percaya? Lihat saja buktinya. Berapa banyak kita
jumpai seseorang -muslim- yang secara kasat mata KAYA RAYA dan sering berwisata
keluar negeri tapi belum pernah sekalipun pergi ketanah suci. Sementara itu
bukan kabar burung kalau ada tukang becak, tukang bubur atau sopir angkot yang mendadak
MAMPU pergi ke tanah suci, entah mendapat bantuan biaya darimana)
Umroh “Kosasih” (ongkos
dikasih) dari kerabat
Kepergian saya yang
terakhir ketanah suci adalah pada saat saya menunaikan ibadah haji bersama
isteri saya pada bulan Desember 2007. Sekarang sudah tahun 2013, berarti sudah
berlalu hampir enam tahun silam. Selama enam tahun itu pula memang saya
tak putus berdoa kepada Allah Swt untuk dapat dimampukan kembali mengunjungi tanah suciNya. Menurut pandangan
pribadi saya, hanya Allah Swt yang dapat memampukan hambaNya dengan caraNya
sendiri. Cara yang terkadang nyaris tidak masuk akal bagi seorang manusia.
Ibadah haji atau umroh memang termasuk
sesuatu yang “unik”. Sekalipun merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim
untuk menjalankan rukun Islam yang kelima, namun seakan ada ‘sebuah tangan tak
terlihat’ yang mengatur kepergian seseorang ketanah suci. Haji hanya diwajibkan
bagi mereka yang mampu. Itu ketentuan Allah Swt sendiri. Namun kenyataannya
banyak orang yang telah mampu secara moril dan materiil yang tak pernah bisa
pergi ketanah suci. Dengan alasan apa saja. Akan tetapi tak kurang orang yang
secara ekonomi sangat tidak mampu, ternyata malah bisa pergi ketanah suci.
Dengan cara apa saja yang hanya Allah Swt yang tahu rahasianya.
Itu sebabnya banyak orang yang mengatakan
bahwa untuk dapat pergi ketanah suci diperlukan ‘undangan’ atau ‘panggilan’
dari Allah Swt. Seperti mau menghadiri resepsi atau masuk kerja saja! Namun
demikianlah kenyataannya.
Alhamdulillah,
saya termasuk golongan orang yang secara ekonomi bukan “orang kaya” namun
mendapat karunia dimampukan oleh Allah Swt dengan cara cara yang tak terduga.
Hari Sabtu Kliwon, tanggal 2 Maret 2013.
Saya hadir dalam acara mengenang setahun wafatnya almarhumah ibu Hj. Kardinah
Soepardjo Roestam. Tempatnya dikediaman Mas Eko Santoso Soepardjo (Mas Koko,
putra pertama Pak Pardjo) yang berada didaerah Pejaten. Dikeluarga besar Alm.
Bapak Soepardjo saya sudah dianggap seperti kerabat sendiri. Ini akibat saya
terlalu lama mengikuti Pak Pardjo sejak masih jadi Gubernur Jawa Tengah sampai
menjadi Menteri Kabinet selama dua periode.
Seusai pengajian saya berbincang-bincang
dengan Mas Koko. Saat itu saya menyerahkan buku kedua saya yang berjudul “Dari (mahluk penghuni) Lawang Sewu sampai
ke Kota Yang Bercahaya”. Isinya tentang kisah spiritual saya ketika
beberapa kali pergi ketanah suci.
Tiba-tiba saja Mas Koko bertanya:
“Pak Tonny kemarin ikut
umroh dengan teman teman dari Bina ya?”
Yang dimaksud Mas Koko
dengan “Bina” adalah PT. Bina Kreasi Pesona Selaras, Biro perjalanan haji dan
umroh yang didirikan atas gagasan
almarhum Bapak Soepardjo Roestam dan dikelola oleh teman teman dekat Mas
Koko.
“Lho, kapan itu Mas? Saya malah tidak tahu tuh..” Jawab saya polos.
“Ah masa? Jadi Pak Tonny
belum pernah pergi umroh dengan fasilitas Bina?”
“Belum Mas. Dulu memang
pernah dijanjikan oleh Pak Fahmi, tapi sampai sekarang belum terlaksana”.
Pak Fahmi Cornain adalah
pengelola pertama sekaligus pemegang saham PT Bina Kreasi Pesona Selaras.
“O ya? Kalau begitu saya akan bicarakan dengan Fahmi jika dia
datang nanti. Pak Tonny mau berangkat dengan siapa?”
Saya tersipu mendengar pertanyaan
‘tembak langsung’ itu. .
“Waduh. Bener nih Mas? Ya
paling saya berangkat berdua dengan isteri” jawab saya hati-hati, khawatir
kecewa.
“Oke, nanti saya bilang ke
Fahmi”.
Urusan beres hanya dengan
‘angkat telepon’
Alhamdulillah
siang hari itu Pak Fahmi Cornain datang bersama isterinya. Mas Koko lalu
meminta saya dan Pak Fahmi untuk berbicara bertiga.
“Begini Mi, Pak Tonny ini
ternyata belum pernah berangkat umroh atas biaya Bina ya? Kalau bulan-bulan ini
ada yang berangkat tolong Pak Tonny diikutkan dalam rombongan Bina deh”. Mas
Koko langsung menuju pokok masalah. Saya lihat Pak Fahmi diam mendengarkan
sambil manggut-manggut.
“Kira-kira bisa kan?” Mas
Koko bertanya lagi.
“O, bisa....bisa nanti saya
atur dengan Baluki. Mau pergi dengan siapa Pak?” tanya Pak Fahmi
“Dengan isteri saya tentu
saja Pak Fahmi” saya jawab sambil senyum-senyum’
“Jadi cuma berdua ya? Oke,
sebentar saya kontak Baluki” Pak Fahmi
bicara sambil memencet nomor di perangkat Blackberry nya.
Yang disebut sebagai (Pak)
Baluki adalah Direktur PT Bina sekarang. Samar-samar saya dengar Pak Fahmi
menitipkan saya berdua untuk ikut dalam rombongan umroh PT Bina dalam
bulan-bulan Maret-April ini.
“Beres Ko. Ada rombongan
umroh akhir bulan April ini. Pak Tonny siapkan saja syarat-syaratnya. Hubungi
Pak Baluki secepatnya ya?”
Subhanallah, Allahu Akbar. Sesederhana itu prosesnya.
Saya yakin Mas Koko, Pak Fahmi dan pak Baluki mendapatkan kelapangan hati dari
Allah Swt. Sehingga dengan begitu mudahnya bersedia memberangkatkan umroh saya
beserta isteri.
Saya mengucapkan terima
kasih kepada Mas Koko dan Pak Fahmi. Tapi untuk meyakinkan diri, saya
memberanikan bertanya lagi:
“Ehm...anu...ini berangkat umroh gratis ya mas?”
“Oh iya....yaaaa....gratis
atas tanggungan Bina pokoknya. Jangan Khawatir..” jawab Pak Fahmi meyakinkan.
Saya mengemudikan mobil pulang kerumah
dengan badan yang rasanya seperti melayang. Saya sempatkan telepon untuk
mengkonfirmasi langsung dengan Pak Baluki.
“Ya Pak Tonny, saya sudah
ditelepon Pak Fahmi. Siapkan saja syarat-syaratnya. Paspor, KTP dan surat
nikah. Insha Allah akhir bulan April besok ada rombongan yang berangkat umroh”.
Begitu penegasan yang diberikan oleh Pak Baluki Ahmad.
Tak hentinya saya mengucap syukur atas
karunia yang diberikan oleh Allah SWT ini. Saya akan pergi bersama isteri
ketanah suci lagi untuk menjalankan ibadah umroh tanpa perlu mengeluarkan biaya
sendiri. Inilah mungkin yang dikatakan orang-orang (untuk meledek): “Umroh
Kosasih” itu. Bisa pergi beribadah Umroh karena ongKOSnya dikASIH.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar