Tulisan lepas:
released by mastonie on Tuesday, September 27, 2011 at
7:14pm
(Pernahkah anda bertemu dengan seseorang
yang sama sekali belum pernah anda kenal, namun anda merasa begitu ‘nyaman’,
sejuk, tenteram dan tenang? Atau barangkali malahan sebaliknya, anda merasa
gerah, panas dan ingin bersegera meninggalkan orang yang baru saja anda temui?
Tidak salah lagi. Kesan anda ketika bertemu dengan seseorang yang ‘baru’ dalam
kehidupan pergaulan anda boleh jadi akan memberikan kesan mendalam melalui
sesuatu yang tidak kasat mata. Kesan itu timbul bukan karena busana yang
dikenakan, tutur kata yang bisa saja dibuat-buat, atau keramah-tmahan yang bisa
saja semu. Kesan itu seperti timbul dari ‘dalam’ yang juga langsung menyentuh
kedalam sanubari anda. Boleh jadi itulah yang dinamakan ‘aura’ yang memancar dari pribadi seseorang)
Tidak terdapat dalam kamus dan
ensiklopedi ‘biasa”.
Kata “Aura” tidak bisa saya temukan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ensiklopedi Indonesia (EI) maupun
Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI). Bahkan dalam buku Thesaurus Bahasa
Indonesia (TBI) yang terbaru sekalipun. Dalam KBBI, EI dan TBI, setelah kata ‘aur’ yang berarti buluh atau
bambu, langsung ke kata ‘aurat’ yang diberi penjelasan:
bagian badan yang tidak boleh kelihatan (menurut hukum agama), telanjang,
kemaluan, dst.
Lukisan tentang aura Budha
Adapun dalam ENI setelah kata ‘Aum’ atau Om yang merupakann kata paling suci dalam agama Hindu, dibawahnya langsung tertulis kata ‘Aura Budha’ dengan penjelasan agak lengkap tentang sinar suci yang keluar dari tubuh Sang Budha Gautama pada saat pertama kali mencapai ‘Penerangan Sempurna’ dibawah pohon Bodhi di Uruvela pada tahun 508 SM.
Lukisan tentang aura Budha
Adapun dalam ENI setelah kata ‘Aum’ atau Om yang merupakann kata paling suci dalam agama Hindu, dibawahnya langsung tertulis kata ‘Aura Budha’ dengan penjelasan agak lengkap tentang sinar suci yang keluar dari tubuh Sang Budha Gautama pada saat pertama kali mencapai ‘Penerangan Sempurna’ dibawah pohon Bodhi di Uruvela pada tahun 508 SM.
Saya baru menemukan kata atau istilah
‘Aura’ itu dalam buku tentang paranormal dan parapsikologi. Didunia
parapsikologi, paranormal dan penganut aliran spiritual lain, aura disebutkan
sebagai sebuah lempeng cahaya yang bersinar menyelimuti tubuh manusia. Sinar
ini tidak kasat mata, kecuali orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan
(atau telah berlatih khusus) untuk melihatnya.
Secara ilmiah barangkali aura bisa
didefinisikan dengan biolistrik yang merupakan suatu lapisan yang ada di
sekitar tubuh manusia dan digunakan untuk melambangkan kondisi energi,
kesehatan serta karakter seseorang.
Usaha untuk bisa melihat aura manusia
Ternyata sejak Budha diketahui bisa
mengeluarkan sinar suci dari tubuhnya pada tahun 580 SM, manusia telah berusaha
dengan keras untuk dapat melihat ‘sinar ajaib’ tersebut pada diri semua orang.
Bahkan sudah lama pula ada usaha untuk bisa memotret sinar yang disebut sebagai
‘aura’ itu.
Pada saat sinar “X” atau rontgent ditemukan, memang sudah ada
usaha untuk memotret ruh atau nyawa manusia dengan memakai sinar X yang
dilakukan oleh Dr Duncan Mac
Dougall pada tahun
1911. Percobaan itu dilakukannya pada seseorang ketika masih hidup dan sesaat
kemudian setelah orang meninggal dunia. Namun tidak ada laporan pasti terhadap
hasil penelitian dokter Duncan itu.
Barangkali diilhami oleh usaha tersebut,
beberapa Ilmuwan terkemuka berusaha menemukan alat potret khusus untuk memotret
aura. Diantaranya yang ditemukan oleh Semyon
Davidovich Kirlian, seorang insinyur listrik, tahun 1939, yang disebut
sebagai “Alat Potret Kirlian”.
Aura manusia berwarna warni
Konon aura yang terdapat pada tubuh
manusia sangat berwarna-warni. Setiap orang tidak akan memiliki warna aura yang
sama. Karena warna aura sangat ditentukan oleh perilaku dan sikap manusia itu
masing-masing. Bahkan aura seseorang bisa saja berubah, sesuai dengan usianya
yang makin bertambah. Suasana hati dan pengalaman hidup, bahkan lingkungan
sekitarnyapun bisa membuat aura seseorang berubah pula.
Disebutkan bahwa warna aura dapat menunjukkan kepribadian
seseorang.
Konon kabarnya menurut hikayat, sinar suci yang keluar dari tubuh Budha berwarna biru, kuning, merah, putih, jingga serta gabungan dari kelima warna tersebut. Semua warna mempunyai arti tertentu. Biru pertanda baik, kuning melambangkan kebijaksanaan, merah menandakan cinta kasih, putih adalah lambang kesucian, sedangkan warna jingga adalah warna pertanda semangat. Dengan demikian gabungan dari lima warna tersebut berarti gabungan pula dari kelima sifat baik itu.
Konon kabarnya menurut hikayat, sinar suci yang keluar dari tubuh Budha berwarna biru, kuning, merah, putih, jingga serta gabungan dari kelima warna tersebut. Semua warna mempunyai arti tertentu. Biru pertanda baik, kuning melambangkan kebijaksanaan, merah menandakan cinta kasih, putih adalah lambang kesucian, sedangkan warna jingga adalah warna pertanda semangat. Dengan demikian gabungan dari lima warna tersebut berarti gabungan pula dari kelima sifat baik itu.
Gambar aura manusia
Pada tahun 1911, seorang dokter dari
Inggris bernama Walter Kilner telah melakukan percobaan yang
menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa badan atau tubuh manusia memang
dikelilingi oleh sinar berwarna warni yang ia sebut sebagai “spectrum warna sinar ultra violet (UV)”.
Akhirnya ia berhasil menyusun sebuah
skema warna yang digolongkannya sebagai kelompok positip dan kelompok negatip
sebagai berikut:
* Kelompok warna yang melambangkan sifat positip:
Merah dadu melambangkan rendah hati atau sifat
estetika
Orange (jingga) pertanda vitalitas atau dinamika
Kuning menunjukkan intelektual
Hijau melambangkan energy dan kreatifitas
Biru menunjukkan berkembangnya tingkat
spiritual
Indigo pertanda kebijaksanaan
Perak melambangkan seseorang yang lincah dan
multi talenta
* Adapun kelompok warna yang berarti sifat negatip adalah:
Merah tua memperlihatkan sifat rendah hati dan
kurangnya rasa keindahan
Merah kecoklatan menandakan kebencian dan kekejaman
Merah asli pertanda nafsu
Kuning Tua memperlihatkan rasa curiga dan iri hati
Hijau tua melambangkan kecemburuan
Hijau zaitun menggambarkan pengkhianatan
Coklat pertanda seorang yang ambisius
Kelabu adalah lambang kepicikan dan kelicikan
Bagaimana mengetahui aura seseorang?
Dijaman ilmu pengetahuan sudah sangat modern ini ternyata selain alat foto yang
disebut sebagai Foto Kirlian, ada beberapa penemuan alat untuk melihat
aura yang jauh lebih sempurna yang diciptakan oleh para ahlinya.
Di Indonesia ada beberapa orang yang
menyatakan diri sebagai ahli memotret aura yang menghasilkan foto yang
dilengkapi pula dengan analisanya sekaligus. Tentu apabila anda berminat untuk
mendapatkan foto dan analisanya, anda harus membayar ongkos yang lumayan
mahal. Karena perangkat lunak dan keras dari peralatan untuk ‘membaca’ aura
juga membutuhkan investasi yang cukup besar.
Beberapa ahli yang lain menyatakan bisa
melihat aura dengan mata telanjang. Bahkan mereka mau berbagi ilmu dengan
memberikan petunjuk cara-cara untuk melihat aura diri sendiri dan orang lain.
Untuk itu mereka rela menulis didunia maya (internet) dan menerbitkan berbagai
macam buku tentang aura dan cara membaca atau melihatnya.
Saya menulis tentang aura ini hanya
sekedar untuk membagi rasa ingin tahu tentang sesuatu ‘kata atau istilah’ yang
sering jadi bahan pembicaraan tapi ternyata kata tersebut tidak terdapat dalam
kamus dan ensiklopedi biasa di Indonesia.
Jadi jika anda tertarik membaca tulisan
saya lalu berniat dan berminat mengetahui warna aura tubuh anda, silakan
membuka situs di internet atau pergi ketoko buku untuk mencari buku
petunjuknya.
Terus terang saya kurang berminat untuk
tahu warna aura tubuh saya sendiri, karena saya tahu hasilnya pasti tidak
bagus.
Saya telah berlaku jujur kan?
Dan ternyata jujur tidak dilambangkan dengan satu warna yang khusus.
terima kasih mastonie, atas tulisan aura ini. Tadinya, yang saya ketahui 'aura' itu adalah pancaran sinar, nggak tahu kalu ada hijau, kuning, biru dsb. Itupun menurut pengartian saya sendiri dari hasil membaca, dan tak pernah mencari di kamus, karena memang saya nggak pernah tertarik untuk mengetahui aura yang memang nggak bisa dilihat oleh kasat mata.
BalasHapusSaya saluut mastonie bisa mengangkatnya menjadi tulisan yang bagus dan enak dibaca.
Jangankan koq aura yang memang enggak kelihatan, wajah saya sendiri saya nggak tahu kan kalau ga' pakai cermin? Adalah suatu hal yang mutlak bahwa kita tidak dapat melihat wajah sendiri secara nyata.
Suatu kali aku pernah merenung, mengingat-ingat rona wajahku.
Kucari dlm anganku namun tetap tak kutemu. Wajahku sendiri.. ternyata aku lupa..
Padahal telah sering ku berdiri didepan kaca. Mematut diri memoles muka.
Usai berdandan, kaca tertinggal, bayangan pun sirna.
Salam kenal mas :)
BalasHapus